JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten perkebunan kelapa sawit dan pengolahan sawit PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) membukukan laba bersih Rp 185 miliar sampai kuartal III-2024. Angka ini tumbuh 78 persen secara tahunan atau year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Direktur Utama BWPT Henderi Djunaidi mengatakan, capaian ini melampaui pencapaian laba bersih BWPT sepanjang 2023. "Hasil kinerja ini terjadi berkat sejumlah strategi yang dilakukan, salah satunya perusahaan secara konsisten menurunkan pinjaman bank sehingga mendorong terjadinya penurunan beban bunga pinjaman sebesar 16 persen secara tahunan," kata diadalam keterangan resmi, Rabu (30/10/2024).
Ia menambahkan, BWPT juga mencatat Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar Rp 924 miliar per September 2024.
Angka itu tumbuh 10 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu dari Rp 840 miliar. Selain itu, BWPT juga fokus untuk menjaga profitabilitas perusahaan dengan cara melakukan pembelian buah luar secara selektif. BWPT fokus pada kualitas dan harga buah sehingga pembelian buah luar per September 2024 hanya sebesar 28 persen dari total pembelian buah periode yang sama tahun sebelumnya. "Harga buah luar 2024 naik sebesar 25 persen dibandingkan 2023," imbuh dia. Henderi mengungkapkan, langkah strategis di atas berhasil meningkatkan efisiensi biaya operasional perusahaan dengan beban pokok penjualan turun sebesar 16 persen secara tahunan. Dengan demikian, BWPT mencatat pertumbuhan laba kotor sebesar 15 persen secara tahunan. Di sisi lain, pendapatan BWPT selama sembilan bulan awal 2024 ini juga sedikit terkoreksi karena adanya pengurangan 1 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) menjadi 7 PKS dan tingkat pembelian buah luar tahun ini juga menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, peningkatan produksi akan dirasakan pada kuartal IV-2024, mengingat adanya keterlambatan musim hujan di tahun ini. Namun, pendapatan selama satu tahun diprediksi dapat melampaui target yang telah ditetapkan dan didukung oleh tingkat Oil Extraction Rate (OER) yang saat ini telah mencapai 23,6 persen. Faktor utama lainnya yang turut berkontribusi pada penurunan beban pokok penjualan adalah penurunan harga pupuk yang signifikan pada 2024 dan efisiensi dari biaya pemeliharaan kebun.
BWPT sendiri telah selesai melakukan pemeliharaan secara intensif pada periode sebelumnya sehingga biaya pemeliharaan ke depan jauh lebih efisien, apalagi didukung oleh sistem digitalisasi dan mekanisasi yang telah diimplementasikan di seluruh kegiatan operasional perusahaan.
Lebih lanjut, Henderi bilang, BWPT menciptakan pertumbuhan fundamental double digit yang tecermin pada rasio keuangan perusahaan yang semakin baik. Gross Profit Margin dan Operating Margin tumbuh sebesar 26 persen dan 36 persen secara tahunan. Sedangkan Net Profit Margin tumbuh sebesar 95 persen secara tahunan. Adapun, berdasarkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) perusahaan, saat ini tengah dilakukan penanaman baru di lahan yang dimiliki BWPT untuk mendorong pertumbuhan produksi pada tahun-tahun mendatang, termasuk pembangunan peningkatan kapasitas pabrik untuk memperbesar produksi CPO. Pabrik tersebut rencananya akan mulai dioperasikan pada awal kuartal II-2025.
Sumber : Kompas
Link: https://money.kompas.com/read/2024/10/30/173900526/bwpt-cetak-laba-bersih-rp-185-miliar-per-kuartal-iii-2024-naik-78-persen?page=2